Bumi Sebagai Planet Struktur Bumi dan Pembentukan Benua dan
Samudra
BAB.1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi
adalah planet yang menempati urutan ketiga dalam Tata Surya, setelah planet
Mercurius dan Venus, dan planet Bumi merupakan satu-satunya planet pada Tata
Surya ini yang dihuni mahluk hidup terutama manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Atmosfer Bumi terdiri dari beberapa unsur zat, yang
secara tersusun unsur zat yang ada pada lapiasan bumi, sebagai
berikut: Zat lemas 78%, Oksigen 21%, Orgon
0,9%, dan unsur lainya seperti karbon dioksida, dan ozon yang
jumlahnya sangat sedikit Bumi terbungkus oleh lapisan atmosfer,dan
permukaan Bumi tertutup oleh 71% lapisan air dan 29% terdiri dari daratan.
Ukuran
besar bumi hampir sama dengan venus
dan bergaris tengah 12.640 km. Jarak antara bumi dengan matahari adalah
149 juga km. Bumi mengadakan rotasi 24 jam, berarti hari bumi = 24
jam. Arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, ada pun
revolusi bumi setiap tahunnya adalah 365,25 hari yakni
dari barat ke timur. Inilah sebabnya mengapa matahari terbit lebih dulu di
Irian Barat dari pada di Jawa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
bumi sebagai planet dalam tata surya ?
2. Bagaimana
kelahiran bumi ?
3. Berikan
penjelasan tentang struktur bumi ?
4. Bagaimana
proses pembentukan benua dan samudra ?
C. Tujuan
1. Mengidentifikasi
pengertian bumi sebagai planet dalam tata surya.
2. Memberikan
penjelasan tentang kelahiran bumi.
3. Mengenali
struktur bentuk bumi dan lapisan-lapisan bumi.
4. Memebrikan
penjelasan tentang proses pembentukan benua dan samudra.
BAB.II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bumi
sebagai Planet
Bumi
adalah planet yang menempati urutan ketiga dalam Tata Surya, setelah planet
Mercurius dan Venus, dan planet Bumi merupakan satu-satunya planet pada Tata
Surya ini yang dihuni mahluk hidup terutama manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Jarak
antara bumi dengan matahari adalah 149 km. Bumi mengadakan
rotasi 24 jam, berarti hari bumi = 24 jam. Arah rotasi bumi
sama dengan arah revolusinya, ada pun revolusi bumi setiap tahunnya adalah 365, 25
hari yakni dari barat ke timur.
Inilah sebabnya mengapamatahari terbit lebih dulu di Irian Barat dari pada
di Jawa. Bumi kita berdiameter 12.756 km di equator dan 12.712 km pada
arah Kutub, oleh sebab itu bumi tidak bulat melainkan lonjong.
Luas permukaan bumi 510 juta km2 dimana 75% terdiri dari lautan. Beratnya
diperkirakan 5,976 x 1021. Lingkaran khatulistiwa
40.000 km. Dengan demikian ketika berotasi kecepatanya 1.673km/jam
(464,82 meter/detik) pada khatulistiwa, karena berotasi sekali dalam 24
jam. Sedangkan ketika berevolusi kecepatannya 30.2567km/detik.
B. Kelahiran Bumi
Kelahiran Bumi kita. Banyak teori-teori yang mencoba menjawab
mengenai persoalan tersebut. Asal-usul bumi seperti asal-usul planet lain
yang telah di kemukakan.
Banyak teori yang mengemukakan tentang lahirnya bumi, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Teori Sedimen
Pengukuran usia bumi yang didasarkan
pada tebal lapisan sedimen yang membentuk batuan, maka dapat dihitung umur
lapisan tertua kerak bumi.
Berdasarkan perhitungan ini,
diperkirakan bumi terbentuk 500 juta tahun yang lalu.
b. Teori Kadar Garam
Pengukuran usia bumi
berdasar pada perhitungan kadar garam di laut. Dengan mengetahui kenaikan kadar
garam tiap tahun yang dibandingkan dengan kadar garam pada saat ini yaitu
kurang lebih 320, maka dihasilkan perhitungan bahwa bumi telah terbentuk 1000 juta tahun yang lalu.
c. Teori Termal
Pengukuran usia bumi berdasar pada
perhitungan suhu bumi. Dengan mengetahui masa dan suhu bumi saat ini, maka ahli
fisika bangsa Inggris yang bernama Elfin memperkirakan bahwa perubahan bumi
menjadi batuan yang dingin seperti saat ini dari batuan yang sangat panas pada
permulaan memerlukan waktu 20.000 juta tahun.
d. Teori Radioktivitas
Pengukuran usia bumi yang dianggap
paling benar adalah berdasar waktu peluruhan unsur-unsur radioaktif. Dalam
perhitungan ini diperlukan pengetahuan tentang waktu paroh unsur-unsur
radioaktif. Waktu paroh adalah waktu yang dibutuhkan unsur radioaktif untuk
seluruh atau mengurai sehingga massanya tinggal separoh.
Dengan mengetahui perbandingan kadar
unsur radioaktif dengan unsur hasil peluruhan dalam suatu batuan dapat dihitung
umur batuan tersebut. Berdasarkan perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa usia
bumi berkisar antara 5 sampai 7 ribu juta tahun.
C. Struktur Bumi
1. Bentuk
Planet Bumi
Bentuk planet Bumi sangat mirip
dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper
pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini
terjadi karena rotasi bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa
43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter
rata-rata dari bulatan bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π.
Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000
jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris,
Perancis.
Topografi lokal sedikit bervariasi
dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala global, variasi ini
sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau 0,17%
dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika
dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar
pada permukaan bumi adalah gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan
Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan
khatulistiwa, bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah bumi
sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
Proses alam endogen/tenaga endogen
adalah tenaga bumi yang berasal dari dalam bumi. Tenaga alam endogen bersifat
membangun permukaan bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar bumi dan
bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief
di muka bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan bumi yang kita huni ini
terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai,
dsb. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan bumi menjadi
tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief bumi.
2. Komposisi Kimia Bumi
Massa bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg.
Kandungan utamanya adalah besi(32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%),
magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium
(1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka. Karena
proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki kandungan utama
besi (88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang dari
1% unsur langka.
Ahli geokimia F. W. Clarke
memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari oksigen.
Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya adalah
oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di
dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika,
alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika
adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari
berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari
1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan
terdiri dari 11 oksida. Konstituen
lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil.
3. Lapisan Lapisan Bumi
Menurut komposisi (jenis dari
materialnya), Bumi diselimuti oleh gas yang disebut
atmosfer. Pada permukaan bumi terdapat lapisan air yang disebut hidrosfer.
Bagian bumi yang padat terdiri atas kulit (kerak) atau lithosfer dan bagian
inti yang disebut centrosfer.
1. Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang berarti padat.
Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan.
Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut
dengan kulit bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia
yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering
dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri
atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau
1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3
bagian).
Litosfer terpecah
menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Terdapat dua tipe litosfer:
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km.
Kerak benua dibedakan dengan lapisan
mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.
Bumi tersusun dari beberapa lapisan yaitu :
a. Inti Bumi (Barisfer
atau Centrosfer)
Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang
tersusun dari lapisan nife (niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari barisfer
+- 3.470 km. Inti bumi dari kedalaman 6370 km kea rah luar, terdiri dari dua
bagian yaitu inti dalam yang tebalnya 1320 km, dan inti luar 2160 km. Disebut
barisfer karena ini bumi mempunyai massa jenis yang besar (berat) yaitu 10,7
gram/cc, yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kulit bumi (litosfer).
Temperatur di inti bumi diperkirakan tidak lebih dari 30000C. Adanya
bahan nikel dan besi ini yang menyebabkan bumi mempunyai sifat kemagnetan yang
luar biasa
.
b. Selimut (Mantel)
Lapisan ini mempunyai 3
bagian berturut-turut :
Mesosfer : Lapisan ini dikedalaman sekitar 2900
km, wujudnya padat terletak dibawah atenosfer dengan ketebalan 2400-2750
km.
Astenosfer : Lapisan ini dikedalaman 700 km,
wujudnya agak kental tebalnya 100-400km. Diduga lapisan ini tempat formasi magma.
Lithosfer : Lapisan ini pada kedalaman 50-200
km, tebalnya sekitar 50-100 km, dengan masa jenis rata-rata 2,9 gram/cc.
Lapisan ini merupakan lapisan bebatuan yang mengapung diatas astenosfer.
c. Kerak
Lapisan ini merupakan
bagian paling atas dari permukaan bumi dengan ketebalan rata-rata 10-50 km. Ketebalan
di atas benua antara 20-50 km,
sedangkan dibawah permukaan laut berkisar 10-12 km.
2. Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosferberasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju ataugletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara. Hampir tiga per empat bumi ditutupi oleh air dengan jumlah yang
tetap dan hanya mengalami perubahan bentuk. Hal ini terjadi karena air
mengalami siklus yang disebut daur idrologi atau water cycle.
Bentangan air yang terdapat di daratan dipelajari dalam ilmu
hidrologi. Bentangan air yang terdapat di lautan ddipelajari dalam ilmu
oceanografi. Bentangan air yang terdapat di atmosfer, yang mempengaruhi iklim
dan cuaca, dipelajari dalam ilmu meteorology dan klimatologi.
3. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasukbumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di
luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas
permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut
fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu
dengan yang lain berlangsung bertahap. Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak,
tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas
pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
Lapisan Atmosfer Bumi
1. Troposfer
Troposfer
merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 - 18 km di
atas permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer rata-rata ± 10 km. Di daerah
khatulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur
rata-rata 80°C.
Daerah
sedang ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata
54°C, sedangkan di daerah kutub ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperature
rata-rata 46°C. Lapisan ini selain terjadi peristiwa-peristiwa seperti cuaca
dan iklim, juga terdapat kira-kira 80% dari seluruh massa gas yang terkandung
dalam atmosfer terdapat pada lapisan ini. Ciri khas yang terjadi pada lapisan
troposfer adalah suhu (temperatur) udara menurun sesuai dengan perubahan
ketinggian, yaitu setiap naik 100 meter dari permukaan bumi, suhu (temperatur)
udara menurun sebesar ± 0,5°C.
Lapisan
troposfer paling atas, yaitu tropopause yang menjadi batas antara troposfer dan
stratosfer. Suhu (temperatur) udara di lapisan ini relatif konstan atau tetap,
walaupan ada pertambahan ketinggian, yaitu berkisar antara -55°C sampai -60°C.
Ketebalan lapisan tropopause ± 2 km.
Troposfer
terdiri atas:
a) Lapisan
planetair : 0-1 km
b) Lapisan
konveksi : 1-8 km
c) Lapisan
tropopause : 8-12 km.
2. Stratosfer
Stratosfer
terletak pada ketinggian antara 18 - 49 km dari permukaan bumi. Lapisan ini
ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi
seiring dengan kenaikan ketinggian dari permukaan bumi. Kenaikan suhu udara
berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan stratosfer
yang disebut stratopause dengan suhu udara sekitar 0°C. Stratopause adalah
lapisan batas antara stratosfer dengan mesosfer. Lapisan ini terletak pada
ketinggian sekitar 50 - 60 km dari permukaan bumi. Stratosfer terdiri atas tiga
lapisan yaitu, lapisan isotermis, lapisan panas dan lapisan campuran teratas.
Perubahan
secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11
km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat
dingin yaitu − 70oF atau sekitar − 57oC. Pada lapisan ini angin yang
sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat
terbangnya pesawat.Awan tinggi
jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak
ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
Dari
bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah
semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang
bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra violet. Suhu pada
lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada
ketinggian sekitar 40 km. Lapisanstratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan
berikutnya.
3. Mesosfer
Mesosfer
adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan
pertambahan ketinggian hingga ke lapisan keempat. Mesosfer terletak pada
ketinggian antara 49 - 82 km dari permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan
pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar lainnya. Udara
yang terdapat di sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang
datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang
sampai ke bumi biasanya terbakar di lapisan ini. Lapisan mesosfer ini ditandai
dengan penurunan suhu (temperatur) udara, rata-rata 0,4°C per seratus meter.
Penurunan suhu (temperatur) udara ini disebabkan karena mesosfer memiliki
kesetimbangan radioaktif yang negatif. Temperatur terendah di mesosfer kurang
dari -81°C. Bahkan di puncak mesosfer yang disebut mesopause, yaitu lapisan
batas antara mesosfer dengan lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan
mencapai sekitar -100°C.
4. Termosfer
Termosfer
adalah lapisan udara keempat, peralihan dari mesosfer ke termosfer dimulai pada
ketinggian sekitar 82 km. Termosfer terletak pada ketinggian antara 82 - 800 km
dari permukaan bumi. Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer.
Lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang dapat
memberikan efek pada perambatan/refleksi gelombang radio, baik gelombang
panjang maupun pendek. Disebut dengan termosfer karena terjadi kenaikan
temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 19820°C. Perubahan
ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi
kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama
ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era
satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak
jauh.
5. Eksosfer
Eksosfer
adalah lapisan udara kelima, eksosfer terletak pada ketinggian antara 800 -
1000 km dari permukaan bumi. Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya
gerakan atom-atom secara tidak beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan paling
panas dan molekul udara dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km
dari permukaan bumi. Lapisan ini sering disebut pula dengan ruang antar planet
dan geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya, karena merupakan tempat terjadi
kehancuran meteor dari angkasa luar
D. Pembentukan
Benua dan Samudra
Benua
dan samudra terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Dahulu
bentuk benua dan samudra tidak seperti sekarang ini. Setelah melalui proses yang panjang maka terbentuklah benua seperti pada saat ini. Bagaimanakah benua dan samudra terbentuk? Ada seorang ilmuwan asal Jerman yang bernama Alfred Wagener yang mengemukakan teori tentang pembentukan benua. Menurut Alfred Wagener, sebelum zaman Carbon (+ - 300 juta tahun yang lalu), semua benua yang ada sekarang ini tergabung menjadi satu yang disebut Benua Pangea. Benua Pangea kemudian terpecah menjadi dua benua, yaitu Benua Laurasia (di bagian utara) dan Benua Gondwana (di bagian selatan). Proses pecahnya benua Pangea initerjadi sekitar 135 juta tahun lalu. Selanjutnya Benua Laurasia bagian barat bergerak ke utara menjauhi benua Gondwana yang akhirnya membentuk benua Benua Amerika Utara.Sedangkan Benua Gondwana di selatan terpecah menjadi beberapa benua, yaitu sebagai berikut.
bentuk benua dan samudra tidak seperti sekarang ini. Setelah melalui proses yang panjang maka terbentuklah benua seperti pada saat ini. Bagaimanakah benua dan samudra terbentuk? Ada seorang ilmuwan asal Jerman yang bernama Alfred Wagener yang mengemukakan teori tentang pembentukan benua. Menurut Alfred Wagener, sebelum zaman Carbon (+ - 300 juta tahun yang lalu), semua benua yang ada sekarang ini tergabung menjadi satu yang disebut Benua Pangea. Benua Pangea kemudian terpecah menjadi dua benua, yaitu Benua Laurasia (di bagian utara) dan Benua Gondwana (di bagian selatan). Proses pecahnya benua Pangea initerjadi sekitar 135 juta tahun lalu. Selanjutnya Benua Laurasia bagian barat bergerak ke utara menjauhi benua Gondwana yang akhirnya membentuk benua Benua Amerika Utara.Sedangkan Benua Gondwana di selatan terpecah menjadi beberapa benua, yaitu sebagai berikut.
1. Bagian
barat bergeser terus ke arah barat menjadi Benua Amerika Selatan.
2. Bagian
timur bergerak ke timur menjadi Benua Afrika.
3. Bagian
yang lebih kecil di bagian timur terus bergerak ke arah timur laut dan
menjadi India.
menjadi India.
4. Satu
bagian lagi terpecah menjadi dua, yaitu bagian timur terus begerak ke
arah timur laut, dan pecahan bagian barat terus bergerak ke arah selatan.
Perkembangan selanjutnya, Amerika Utara bergabung menjadi satu dengan
Amerika Selatan, Eurasia menjadi Benua Eropa dan Benua Asia. Bagian paling selatan yang bergerak ke selatan menjadi benua Antartika dan bagian dari bagian selatan yang bergerak ke timur laut menjadi Benua Australia.
arah timur laut, dan pecahan bagian barat terus bergerak ke arah selatan.
Perkembangan selanjutnya, Amerika Utara bergabung menjadi satu dengan
Amerika Selatan, Eurasia menjadi Benua Eropa dan Benua Asia. Bagian paling selatan yang bergerak ke selatan menjadi benua Antartika dan bagian dari bagian selatan yang bergerak ke timur laut menjadi Benua Australia.
Teori Wagener disebut juga Teori Pergeseran Benua. Teori ini didasarkan pada fakta-fakta sebagai berikut.
a. Lekukan
atau bentuk pantai di Afrika Timur, Amerika Utara, dan Amerika Selatan
dengan pantai barat Eropa dan Afrika hampir sama.
b. Daratan
Tanah Hijau (Greenland) menjauh dari Eropa sejauh +- 36 centimetersetiap tahun.
c. Tanah
di Amerika Selatan, Afrika, India, Australia dan Antartika menunjukkanpersamaan
sifat.
d. Pulau
Madagaskar dalam gerakannya ke arah barat terhambat oleh Afrika.
BAB.III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Bumi adalah planet yang menempati urutan ketiga dalam Tata
Surya, setelah planet Mercurius dan Venus, dan planet Bumi merupakan satu-satunya
planet pada Tata Surya ini yang dihuni mahluk hidup terutama manusia, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan.
2. Banyak teori-teori yang mencoba menjawab
mengenai persoalan tersebut. Asal-usul bumi seperti asal-usul planet lain yang telah di
kemukakan. Banyak teori yang
mengemukakan tentang lahirnya bumi, diantaranya adalah sebagai berikut: Teori Sedimen, Teori
Kadar Garam, Teori Termal, Teori
Radioktivitas.Dengan mengetahui perbandingan kadar unsur radioaktif dengan
unsur hasil peluruhan dalam suatu batuan dapat dihitung umur batuan tersebut.
Berdasarkan perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa usia bumi berkisar antara 5
sampai 7 ribu juta tahun.
3. Struktur Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate
spheroid),sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub
yangmenyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Yang tersusun
dengan lapisan-lapisan di antaranya: Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer.
4. Benua dan samudra terbentuk melalui proses yang sangat
panjang, Setelah melalui proses yang panjang
maka terbentuklah benua seperti pada saat ini. Ada seorang ilmuwan asal Jerman
yang bernama Alfred Wagener yang mengemukakan teori tentang pembentukan benua.
Menurut Alfred Wagener, sebelum zaman Carbon (+ - 300 juta tahun yang
lalu), semua benua yang ada sekarang ini tergabung menjadi satu yang disebut
Benua Pangea.
DAFTAR PUSTAKA
Asim
Gunarwan,dkk, Ilmu Pengetahuan Populer, Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi,
2000
Dyayadi, Alam
Semesta Bertawaf, Yogyakarta: Lingkaran, 2008
al-Jawisy,Muhammad, Maha
Besar Allah atas Semua Ciptaan-Nya, Jogjakarta: Garailmu, 2009
Kerrod,
Robin, Bengkel Ilmu Astronomi, Jakarta: Erlangga, 1999
Maskufa, Ilmu
Falaq, Jakarta: Gaung Persada(GP Press), 2009
Purnama,
Heri, Ilmu alamiah Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008
Tjaksyono,
Bayong, Ilmu Kebumian dan Antariksa, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009
KATA PENGANTAR
|
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena dengan Rahmat, limpahan Taufik, dan hidayahNya serta karuniaNya yang
dilimpahkan dalam bentuk kesehatan dan kesempatan sehingga makalah yang berjudul “ Bumi Sebagai
Planet Dalam Tata Surya ”
ini dapat terselesaikan untuk memenuhi syarat kelayakan dalam mengikuti
perkuliahan.
Dalam
menyelesaian makalah ini, penulis mengalami hambatan – hambatan. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
terutamakepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar Drs. Andi
Unju, M.si yang telah memberi pedoman
kepada kami.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan, baik dari
segi penulisan maupun pembahasannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari penyempurnaan makalah ini.
Semoga
dengan keberadaan makalah ini dapat menjadi bahan yang bermanfaat bagi kita
semua.
Sengkang, 14 November 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................... . i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Bumi sebagai
Planet................................................................... 2
B. Kelahiran
Bumi............................................................................................ 4
C. Struktur Bumi............................................................................................. 3
D. Pembentukan Benua dan
Samudra.............................................................. 13
BAB III. KESIMPULAN
A. Kesimpulan................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar